Sudah lama sekali isi web ini tidak ada interaksi, rasanya tidak elok jika terus menerus sepi. Kali ini kita bicara bagaimana menumbuhkan Humanisme dari Desa.
Sebagai mahluk yang di beri banyak karunia, diantarannya melakukan interaksi. Kita tentu tidak bisa hidup sendiri, maka kita dianjurkan untuk melakukan interaksi.
Interaksi dengan orang lain, seseorang tentu memiliki cara yang berbeda-beda, seperti melakukan diskusi, membantu jika ada kesulitan sampai pada taraf saling ketergantungan satu sama lain.
Sebagai contoh, bahwa kebutuhan orang di sekitar tentu akan mendorong kita senantiasa peduli dan peka terhadap permasalahannya, baik itu dalam permasalahan negatif maupun positif.
Persoalan yang kerap kita temui di sekitar kita ialah maslah sosial dan ekonomi. Masih banyak di lingkungan kita orang-orang dengan perekonomian rendah, bahkan bisa jadi ada yang sampai kelaparan ada juga aaling menghujat dan menjatuhkan
Persoalan kemiskina dan menghujat orang lain kini kian merambah pada masalah pekerjaan, dengan sulitnya pekerjaan yang di peroleh oleh seseorang yang berdampaka menjadi dorongan untuk menghalalkan segala cara. Misalnya, ada yang menjadi pengemis pengamen untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Kemiskinan di masyarakat juga membuat arus pendidikan yang dinikmati oleh generasi bangsa terputus, bahkan kemiskinan tersebut membuat mereka terkadang tidak bisa berobat dirumah sakit karena tidak memilki biaya.
Fakta diatas kini bukan hal yang tabu, semua masyarakat sudah mengetahui. Pemuda Indonesia harus mencari solusinya, ikrar sumpah pemuda sembagai realistas historis bisa menjadi tolak ukur, perjuangan generasi bangsa saat itu mengingatkan pada krisisis ekonomi dan lainya yang semakin menyebar.
Refleksi Dari Pemuda
Saat ini pemudalah yang memeiliki power di masyarakat. Sebagai generasi yang diilhami nilai-nilai kemanusiaan oleh leluhur bangsa, pemuda wajib memikirkan nasib masyarakat disekitarnya bukan sekadar menjadi pemuda yang asik dengan dunianya, sibuk dengan akademiknya, sombong dengan kekuasaannya serta pemuda yang bahagia dengan usahanya akan tetapi acuh terhadap lingkunganya.
Keadaan itu tidak boleh di biarkan, sebagai pemuda kita bisa melakukan upaya-upaya strategis, sebagai pemuda kita harus meberi solusi dalam segala bidang, terutama di bidang sosila, ekonomi, pendidikan, seperti melakukan bimbingan belajar secara cuma-cuma bagi warga yang tidak mampu serta memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkannya.
Saat ini, sedikit sekali kita jumpai pemuda yang mau mengabdikan dirinya untuk masyarakat. Akan tetapi banyak juga orang-orang yang memiliki program pengabdian masyarakat seperti halnya yang dilakukan oleh karang taruna yaitu program pembanguan yang bersifat mandiri tanpa dorongan pemerintah desa.
Bukan sekadar itu, perna pemuda saat ini memang bukan seperti pemuda zaman dahulu yang berjuang sampai mengorbankan nyawanya. Tetapi pemuda saat ini banyak kita jumpai seperti pada bulan Ramadhan tiba berbondong-bondong orang-orang membagikan takjil bagi tukang becak, pengemis dan itu dilakukan oleh organisasi yang digawangi oleh para pemuda.
Banyak sekali gerakan pemuda baik lokal maupun nasional untuk memperjuangkan hak-hak orang tidak mampu, meskipun tidak bersifat konsisten setap hari. Ada juga kepedulian menggalang dana untuk warga yang terkena bencana, Demo Buruh, BBM dsb. Beberapa contoh pemuda yang mau peduli terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya juga harus menghadapi pemuda yang masih acuh, karena hal itu bagian dari tugas pemuda.
Sebagai pemuda, kita perlu merefleksikan diri. Pentingnya bersosialisasi dengan masyarakat menjadikan kita paham apa yang di rasakan oleh masyarakat, bantulah orang lain semampu kita walaupun itu kecil, sesungguhnya hal kecil tersebut akan berdampak besar jika terus menerus dilakukan
Islam sebagai agama yang memiliki konsep rahmatan lil alamin juga mengajarkan agar senantiasa membantu orang lain. Bahkan tidak sedikit dalil yang membahas tentang saling mebantu sesama (tolong-menolong).
Tolong-menolong juga mamapu menciptakan hidup yang tentram dan harmonis dan juga menumbuhkan rasa gotong-royong antar sesama, sehingga Allah Swt mengajak untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan beriringan ketakwaan kepada-Nya. Sebab dalam ketakwaan, terkandung ridha Allah. Sementara saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai.
Seperti dalam Q.S Al-Mâidah 5:2 yang artinya "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya".
Admin: regosonline S.R/T
KOMENTAR