Itulah pemandangan di Dukuh Jomblang Desa Dukuhwringin, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Harmoni itu pun bukan hanya soal letak rumah ibadahnya saja, melainkan sisi kehidupan masyarakat.
Contoh di desa lain misalnya, Kebersamaan juga kental di desa-desa soal urusan permakaman dan penyediaan pekuburan. Umat Islam Indonesia sebagai mayoritas tidak lantas seenaknya sendiri, ia memberikan sebagian lahan permakamannya dengan toleransi yang begitu kental dan kuat.
Sikap tenggang rasa dan toleransi itu juga merupakan ajaran yang mungkin sudah ada sejak dahulu. Kehidupan bertoleransi tentu sudah mendarah daging di sana sejak lama. Maka, sejatinya nilai-nilai Pancasila memang sudah ada jauh sebelum Indonesia berdiri.
Karena itu pula, hingga kini banyak daerah-daerah yang kuat menjaga kerukunan dengan kebersamaan antar umat beragama. Harmoni mereka pun tidak tergoyahkan oleh isu-isu apapun termasuk isu politik.
Oleh sebab itu, mereka tidak pernah merasa aneh, apalagi mempertanyakan toleransi seperti yang terjadi sekarang ini. Karena, sampai kapanpun masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari kegiatan yang berkaitan dengan agama dan nilai-nilai pancasila.
Dalam Islam, pemeluknya juga senantiasa diberikan pemahaman tentang hubungan sesama manusia, dengan Tuhan, dan hubungan dengan Alam. Maka, Islam bukan hanya ajaran melainkan pedoman dalam kehidupan berketuhanan, seperti pancasila sebagai pedoman bernegara.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonsesia secara bahasa berasal dari kata Panca yang artinya Lima, dan kata Sila yang berarti Dasar (Baca: Bahasa Sansekerta India).
Maka bisa dipahami bahwa pengertian Pancasila adalah suatu ideologi, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, juga menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia.
Di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara sudah sangat sesuai karena kemajemukan masyarakatnya. Secara umum, Pancasila mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Didalamnya juga diatur tentang kehidupan bernegara. Namun, apakah kedudukan agama dan pancasila bertentang?
Dari uraian sebelumnya sudah jelas, keduanya berbeda namun tidak bertentangan, Islam adalah Agama dan Pancasila adalah Ideologi bangsa. Pancasila tidak akan menjadi Agama dan Agama tidak akan menjadi Ideologi pancasila.
Islam dan Pancasila tidak saling bertentangan. Keduanya merupakan kesatuan yang utuh dalam nilai-nilai yang dikandungnya. Seluruh butir-butir Pancasila menunjukkan konsep dan nilai-nilai substansi keagamaan dan keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Keutuhan Islam dan Pancasila
Tidak perlu khawatir apa lagi takut, meski kita juga harus berjaga dan waspada. Tetaplah menjadi bagian penjaga Islam dan pancasila. Keyakina itu semakin kuat usai melihat ormas-ormas besar Islam di media sosial seperti, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyyah konsisten berusaha menjaga keutuhan bangsa dan ideologi.
Hampir setiap tahun bahkan setiap saat, kita sering terganggu oleh ruang yang tidak menyegarkan, akibat pertentangan agama dan ideologi negara. Saat ini salah satu yang masih menjadi bahan perbincangan di sekitar kita ialah persoalan Pancasila dan agama-agama di Indonesia, khususnya sila pertama dan konsep keesaan Tuhan di masing-masing agama.
Di berbagai kasus, sebagian kelompok ada yang menganggap bahwa Pancasila sebagai ideologi taughut. Sedangkan Pancasila merupakan hasil konseptualisasi dan cerminan perjuangan bangsa Indonesia di masa lampau yang didasrkan juga pada prinsip agama.
Kita tentu masih ingat peristiwa di 2017 dan 2018, tentang tragedi penistaan agama dan pembubaran ormas Islam yang menawarkan dasar negara baru untuk Indonesia. Dasar negara yang dianggap kelompok itu lebih religius. Namun religiusitas itu hanya didasarkan pada agama tertentu, bukan untuk seluruh agama. Bagi mereka, Pancasila dianggap kurang religius.
Dibalik persoalan diatas, timbul pertanyaan Apakah Islam dan Pancasila itu berbeda? dan Apakah Islam dan Pancasila itu berseberangan?. Kedudukan pancasila dan agama sejatinya sudah tidak perlu diperdebatkan kembali. Khususnya agama Islam, karena Islam jika dijelaskan dari asal katanya secara bahasa, berasal dari kata aslama (menyerah) yang berakar dari kata salama (damai). Jadi Islam secara bahasa adalah menyerahkan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut istilahnya, Islam adalah menjalankan syariat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Islam sebagai agama paripurna ialah pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus.
Itulah mengapa sila Ketuhanan Yang Maha Esa disebut sebagai salah satu sila yang ada dalam Pancasila. Meski ketika itu sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila terakhir, ini bukan karena Sukarno meremehkan peran Tuhan atau peran agama, tapi ia hendak mengedepankan Hablum Minannas (hubungan antar manusia) dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Namun, ketika hasil kesepakatan meminta sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama, Sukarno akhirnya menerima dan menghormati kesepakatan bersama saat itu. Dengan adanya sila Ketuhanan Yang Maha Esa, apalagi posisinya ada pada sila pertama, sebenarnya tak bisa dipungkiri bahwa Pancasila adalah ideologi yang religius. Ini pun diakui oleh Hatta.
Dalam buku Bung Karno “Menerjemahkan” Al-Quran karya Mochamad Nur Arifin, Bung Hatta menegaskan bahwa ikrar Ketuhanan yang ditempatkan di Sila Pertama Pancasila merupakan jaminan fondasi moral yang kuat bagi Indonesia. Hatta dan Roeslan Abdoelgani juga menyatakan pada sidang Dewan Konstituante saat itu, bahwa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah akar tunggangnya Pancasila. Bahwa sila ini adalah tonggak pengukuh pohon kebangsaan.
Regosonline
Penulis: Hidayatullah Muhammad R. (Penulis saat ini aktif di Ikatan Remaja Mushola Nurul Huda) Keplik Indah Rt. 01.02 Rw.VI Desa Lebakgowah.
Admin: S.R/T
*Dari berbagai sumber
KOMENTAR