Minggu pekan lalu saya memutuskan untuk kembali melakukan komunikasi pada beberapa teman saya, baik yang muda dan yang tua di dusun keplik. Tujuanya tidak lain menjaga silaturahmi.
Via whatsApp saya bincang-bincang, hapir setengah jam obrolan itu di lakukan. Dari bicara soal masa kecil hingga membongkar kekuatan pemuda keplik saat ini dan dahulu. Dalam pembicaraan bersama pemudan dan orang tua tersirat kekuatan yang tidak bisa diukur hanya dengan pendidiknya dan pikiran saja.
Namun, kekuatan itu muncul dengan semangat berkobar-kobar layaknya api yang membakar dan ia tidak akan bisa di padamkan oleh apapun. Demikian ungkapan terkahir yang di sampaikan "Apa yang kita lakukan pasti berdampak pada orang disekitar, terus lakukan demi kebaikan generasi muda secara positif," ujar teman via telefon.
Saat ini banyak sekali generasi muda Keplik yang masih tersebar, termasuk disebuah desa terpencil dan kota besar diluar jawa. Contohnya di dusun Keplik desa Lebakgowah, di dusun keplik tersebut para kamu pemudanya memiliki semangat yang tinggi untuk mengangkat nama dusunya. Tidak ayal, meskipun mereka di tingkata pendidikannya tamat di SD, SMP, dan SMA saja.
Langkah demi langkah, perstasi mereka rahi. Melalui sepak bola tingakat desa misalnya, merak raih untuk mengharumkan dan membanggakan dusun yang menjadi tempat lahir dan bermain mereka. Akhir-akhir ini pemuda dusun Keplik juga memilik gagasan yang lepas, seperti pembanguna Mushoal yang kini hampir mencapai 99 peresen, dan di 17 Agustus 2018 tahun lalu dusun Keplik juga memperolah juara satu pembuatan gapura jalan.
Mungkin bagi mereka masa muda tidak boleh dihabiskan hanyan bersenang-senang. Mencari jati diri, pengalaman, wawasan, dan menampung banyak kisah bagaian yang harus dikuri, dan agar kelak di masa tua bisa diceritakan kepada teman, anak, dan cucu mereka.
Bergerak Lebih Jelas
Pernyataan bergerak lebih jelas tentu bisa dipahami sebagai langkah untuk melebarkan prestasi dan apresiasi pada makna positif. Bergerak jelas dari Keplik ke desa bukan sebagai maksud melawan prestasi yang sudah di raih oleh pemerintahnya, melainkan upaya untuk saling sinergi dalam bidang apapun.
Masalahnya sudah kita pahami bersama, orang-orang di desa yang mayoritas petani masih belum bisa mendapatkan pendidikan yang layak dari aspek pendidikan apa saja. Pengangguran, misalanya, di usia produktif juga masih banyak, maka perlu adanya perhatian yang serius dari pemerintah.
Bisa jadi, itulah yang menjadi faktor penyebab masalah sampai hari ini, selain dari banyaknya perbedaan pandangan antara pemerintah dan pemuda. Tentu perlu adanya kesadaran bersama sehingga program-program oleh kaum muda di desa misalnya pemberdayaan masyarakat dan pembinaan lainnya bisa di jalankan. Sehingga dapat mengurangi permasalahan-permasalahan di desa.
Jika hal diatas dibiarkan maka yang terjadi adalah kekacauan bersama. Para pemuda dan pemerintah harus memiliki langkah-langkah strategis dalam menghadapi masalah-masalah tersebut. Tidak cukup hanya berdiam diri dan bertindak sebagai komentator terhadap masalah-masalah yang terjadi. Harus ada upaya bersama dalam meningkatkan peran dan fungsi di dalam masyarakat.
Misalnya pertama, pemerintah sebagai bagian dari trias politica dengan fungsi penyelenggara pemerintahan yang wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap potensi kaum muda hari ini, dengan formula baru di program pemberdayaan bagi generasi muda. Upaya itu agar mereka mampu bertarung dizaman yang penuh dengan persaingan ini. Idealnya yang bisa di lakukan adalah menata kembali wadah-wasah bagi pemuda sebagai tempat yang mampu menyentuh kaum muda di tingkatan dusun atau desa (karang taruna).
Ke dua, kerjasama dan sinergi bergerak bersama. Harus ada komunikasi antara tingkat atas sampai bawah secara rutin. Sehingga tidak sampai menyebabkan miss-komunikasi yang berujung pada ketercerai-beraian di tubuh pemuda sendiri, jika komunikasi terus dilakukan maka konflik bisa di cegah sejak dini.
Maka, komunikasi menjadi penting di wadah karang taruna yang memberikan dampak positif. Sehingga wadah pemuda yang ada di tingkatan bawah tidak akan tertinggal informasi dan upaya-upaya baru bisa disikapi bersama.
Ke tiga, ialah sikap independen. Artinya, pemuda (Karang Taruna) harus bisa berperan sebagai subjek (dirinya sendiri), tidak hanya terus menjadi objek (bukan diri sendiri). Pemuda (Karang Taruna) sebagai mesin (nahkoda) bukan gerbong yang dengan seenaknya disetir oleh kepentingan segelintir orang atau golongan tertentu khusunya pemerintah.
Meskipun sejatinya secara struktural pemuda (Karang Taruna) adalah mitra pemerintah atau tangan panjang pemerintah. tapi, sikap kritis dan independen tidak boleh di gerus oleh kepentingan-kepentingan apapaun.
Upanya-upanya tersebut harus bisa dilakukan dengan baik, karena generasi muda sejatinya menjadi tulang punggung dusunnya, desanya atau bangsa Indoensia, yang diharapkan sebagai penerus pembangunan agar lebih baik dan lebih baik.
Penulis: Kholiddin Muhammad. S.R (Penulis saat ini aktif di Ikatan Remaja Mushola Nurul Huda) Keplik Indah Rt. 01.02 Rw.VI Desa Lebakgowah
Admin: S.R/T
Admin: S.R/T
KOMENTAR